Rabu, 11 Desember 2013

Warna-Warna Berenergi Positif




Para pemasar dan desainer grafis sudah lama mengetahui bahwa warna memainkan peranan penting dalam keberhasilan setiap kampanye pemasaran . Warna tertentu cenderung membangkitkan emosi pelanggan, sehingga menciptakan relevansi brand dan memotivasi pembelian. Berikut 10 warna yang dapat meningkatkan penjualan, dan membangkitkan emosi tertentu:

• Merah
Merah adalah warna kekuasaaan. Ia juga mendapat perhatian orang. Itulah sebabnya mengapa warna merah merupakan warna yang paling populer dalam pemasaran. Hanya saja jangan berlebihan memakai warna ini. Merah: kekuatan, bertenaga, kehangatan, enerjik, semangat, terbuka, penuh tekad, Mandiri dan agresif.

• Biru
Bila Anda ingin terlihat dapat dipercaya dan sejuk, biru merupakan warna yang cocok untuk Anda. Campur warna biru dengan warna komplementer untuk hasil terbaik. Biru: kepercayaan, kebersihan, perintah, keamanan, inspirasi,sabar, sensitive, sabar, bijaksana dan segar.

• Merah muda/pink
Berlomba-lomba untuk menarik perhatian perempuan muda? Tidak salah lagi warna pink merupakan pilihan yang tepat. Warna pink terlihat menyenangkan dan benar-benar mencerminkan perempuan. Pink: romantic, misterius, menggairahkan, membangkitkan minat,kalem, lemah lembut, menenangkan, feminism, rasa kasih dan manis.

• Kuning
Kuning adalah warna yang kuat. Gunakan warna kuning untuk menarik perhatian audiens Anda dan biarkan mereka tahu bahwa Anda percaya diri dengan kemampuan Anda. Kuning: optimis, harapan, filosofi, menggembirakan, kaya, menghidupkan, bijaksana, cerdas dan kemasyuran.

• Hijau
Hijau adalah warna serbaguna, hangat, dan mengundang. Warna hijau menyenangkan perasaan pelanggan, juga menandakan kesehatan, lingkungan, dan niat baik. Warna hijau juga merupakan warna uang (dolar), sehingga ia juga menciptakan pikiran kekayaan. Hijau: natural, pandangan yang enak, kesehatan, harmonis, tenang, optimis, pembaruan dan enerjik.

• Ungu
Ungu adalah warna kerajaan, karena ia terlihat sempurna dan elegan serta prestise untuk materi pemasaran Anda Ungu: keagungan, idealis, bercita-cita tinggi, terhormat, berharga, keadilan dan magis.

• Emas
Emas juga elegan dan prestisius. Dalam kombinasi dengan ungu atau hijau, emas adalah warna yang kuat yang melambangkan kekayaan dan silsilah. Emas: kekayaan, kemakmuran, berharga dan pemimpin.

• Orange
Orange adalah energi. Ia memiliki sifat menarik perhatian yang kuat. Warna ini menyenangkan dan keren, membuat pelanggan merasa seolah-olah mereka sedang berhadapan dengan sebuah perusahaan mutakhir. Orange: enerjik, keseimbangan, kehangatan, percaya diri, bekerja keras dan setia.

• Coklat
Coklat dikenal sebagai warna kenyamanan, bersahaja, relaksasi bagi pelanggan. Coklat: dapat dipercaya, dan nyaman.

• Hitam
Hitam adalah warna yang sangat serbaguna. Hal ini bisa modern atau tradisional, menarik atau santai. Digunakan sebagai warna kontras, hitam paling sering menambahkan drama dengan suasana hati apa pun yang Anda ingin masukkan. Hitam: kekuatan, kemewahan, misteri, dan keagungan.


Sumber:
http://forum.kompas.com/ekonomi-umum/310675-10-warna-berenergi-positif-ke-bisnis-dan-penjualan-anda.html

Media Promosi yang Tepat dalam Berbisnis

Apabila Anda memiliki sebuah bisnis dan hingga detik ini masih 'segitu-gitu aja' tanpa ada perkembangan berarti, maka pasti ada sesuatu yang tidak tepat dalam bisnis tersebut. Yang perlu diperhatikan yang pertama adalah masalah promosi. Namun apabila Anda sendiri sudah melakukan promosi dengan benar, lalu apa yang kurang? Mungkin promosi Anda kurang gencar atau meski sudah sangat intens dalam berpromosi, Anda salah pilih media promosi. Berikut diantaranya media-media promosi yang tepat:

1. Iklan adalah bentuk promosi bersifat masal dan nonpersonal. Oleh karena sirkulasinya luas maka biaya perunit menjadi lebih murah. Tetapi karena bersifat non personal maka iklan tidak mampu responsive. Oleh karena itu iklan tidak diharapkan sebagai media komunikatif interaktif.



2. Penjualan Personal adalah aktivitas penjualan yang bersifat promosional. Karena bersifat personal, promosi ini sangat efektif membina komunikasi dua arah dengan audiens.

3. Promosi Penjualan adalah bentuk promosi personal maupun nonpersonal untuk mendongkrak penjualan dalam jangka pendek. Promosi penjualan memang dirancang dengan berbagai cara (personal maupun non personal) untuk mendorong penjualan pada saat-saat tertentu.

4. Publisitas adalah bentuk promosi yang lebih banyak dilakukan oleh masyarakat. Audiens sering berpendapat bahwa informasi produk dari sumber non-produsen tentu akan lebih fair atau jujur.

5. Identitas Produk adalah desain produk yang bersifat khas yang mempunyai daya tarik tersendiri. Identitas produk adalah bentuk penampilan promosi produk secara konkrit menunjukkan kelebihan-kelebihan yang ada.

Tentunya yang paling penting demi perkembangan bisnis kita adalah kita perlu untuk mengetahui bagaimana me-manage bisnis dan berbisnis dengan jujur tanpa adanya mencari 'kesempatan dalam kesempitan'. Selamat sukses!

Referensi:
http://neonboxreklamebillboardjakarta.com/memilih-media-promosi-yang-tepat-dalam-menjalankan-bisnis

Sabtu, 07 Desember 2013

Kasus Bisnis Online

Mendengar kata penipuan sejatinya bukanlah hal baru bagi Anda yang sudah familiar dengan bisnis dunia maya. Sebagai pelaku bisnis online, Anda harus tahu bagaimana mengenali para penipu ulung yang siap merugikan Anda.
Chandra Setiawan, seorang pemilik online shop GudangBajuTidur.co.id yang pernah sekali mengalami penipuan. Meski hanya tertipu sekali, Chandra mengaku dirinya sangat sering menghadapi orang-orang yang bermaksud menipunya.
"Pertama kali tertipu, saya memang dikejar-kejar sama customer itu. Katanya dia buru-buru butuh barangnya. Orang itu memberikan kartu transfer palsu, karena dulu masih belum ada pengalaman ya saya percaya kalau dia sudah transfer. Langsung kita kirim, eh ternyata bukti transfernya fiktif", cerita Chandra.
Lelaki yang pernah bekerja di China ini kemudian berbagi pengalaman untuk menghindari penipuan kepada Merdeka.com. "Untuk menghadapi penipuan, kita memang harus teliti dan hati-hati. Jangan mudah percaya pada customer yang ngakunya sudah transfer dan bahkan punya bukti transferan. Modus seperti ini sudah banyak. Yang kedua, kalau ada customer suka mara-marah, minta barangnya dikirim cepet, Anda juga harus waspada karena pada dasarnya orang yang niat beli di online shop sudah tahu kalau barangnya butuh beberapa waktu untuk datang. Jadi mereka pasti lebih sabar", terang Chandra.
Menurut Chandra, modus penipuan di online shop kini sudah sangat canggih, sehingga sebagai orang yang berkecimpung di dalamnya, Anda mungkin perlu juga berhati-hati. "Banyak mbak modusnya. Kadang ngakunya barang yang sampai ada yang kurang. Kami nggak tanggung jawab, tapi ekspedisi yang mengganti. Nah, kan kasihan itu ekspedisinya. Tapi bagusnya dari situ kami dan ekspedisi akhirnya sama-sama memperbaiki sistem kami", lanjut Chandra.
Dikutip dari merdeka.com - 4 November 2013


Dari berita diatas, ternyata kasus penipuan online tidak hanya terjadi pada customer saja. Tetapi pemilik bisnis online juga menjadi korban dari kasus ini. Ini berarti kita harus selalu hati-hati dalam bertransaksi online, karena bisnis online ini tidak tatap muka langsung melainkan hanya sebatas lewat internet kemudian langsung transfer dan sebagainya. Saya pribadi sampai detik ini belum pernah menjajal belanja online, karena seringnya mendengar berbagai kasus penipuan. Lebih baik belanja dipusat perbelanjaan secara langsung, barang yang diinginkan sudah tersedia dan tinggal dipilih mana yang paling baik. Selain lewat internet, yang juga sering adalah penipuan lewat sms. Untuk kasus penipuan lewat sms, saya pernah menjadi korban dengan uang senilai Rp 250.000,- melayang. Oleh karena itu, dengan adanya kasus-kasus ini diharapkan kita semua dapat mengambil hikmah dan pelajarannya untuk tidak begitu saja percaya dengan yang namanya transaksi tidak tatap muka atau online ini. Karena pihak yang berwajib pun terkadang lepas tangan untuk kasus ini dengan alasan salah kita sendiri yang tidak hati-hati. Kita memang perlu bersikap hati-hati dalam segala sesuatunya dikehidupan ini.

Sumber berita:
http://www.merdeka.com/gaya/awas-kasus-penipuan-marak-terjadi-di-online-shop.html

Kasus 2 Bisnis yang Tidak Beretika

Kasus 2:
Ada saja tangan-tangan tidak bertanggung jawab dalam suatu bisnis. Kali ini yang ditemukan adalah sebuah kasus bengkel yang bisa dikatakan jahil. Mungkin sudah banyak kasus yang ditemukan terkait bengkel yang tidak bertanggung jawab seperti misalnya mengganti suku cadang kendaraan yang sebenarnya baik-baik saja dengan suku cadang palsu yang harganya jauh lebih murah, atau juga kasus mobil yang malah jadi lebih rusak sehabis ‘menginap’ disebuah bengkel. Bukannya jadi lebih benar, malah tambah parah kerusakannya. Seringkali konsumen dirugikan karena sehabis mobil nginap di bengkel malah kerusakan bertambah, dan aneh-aneh penyakitnya. Hal ini akan membuat kita untuk merogoh kocek yang lumayan besar untuk biaya kerusakan. Pihak bengkel pun tak ingin tahu, otomatis biaya kerusakan kita yang tanggung. Perilaku ini acap kali terjadi di setiap bengkel mobil di manapun. Dan untuk menghindari kejadian ini tentu diperlukan ketelitian pemilik mobil dalam memilih bengkel. Atau ada pula kasus mencuci mobil dibengkel dengan iming-imingan biaya yang murah, kemudian biaya yang dikeluarkan konsumen malah mencapai 10x lipat dari biaya yang dipasang diiklan.


Tanggapan:
Kasus-kasus bengkel seperti ini sudah keterlaluan. Apalagi saat ini kendaraan bermotor di Jakarta pada khususnya jumlahnya sudah tidak masuk akal. Dengan semakin banyaknya kendaraan motor di Indonesia, pihak-pihak bengkel yang berbisnis tidak benar ini tentu akan meraup untung yang luar biasa. Menurut saya hal ini harus ditindak lanjuti, apalagi tidak semua orang yang berkendaraan paham betul dengan otomotif, hal ini akan lebih memberikan peluang bagi pelaku-pelaku bisnis bengkel tersebut. Semoga masih ada bisnis yang jujur di negeri ini, agar semua nyaman dan aman.

Sumber:
http://www.kaskus.co.id/thread/508d6a081cd7195236000004
http://oto.detik.com/read/2012/04/12/131328/1890833/1213/3-tips-agar-tidak-dikadali-bengkel-nakal

Kasus 1 Bisnis yang Tidak Beretika

Kasus 1:
Menjelang natal dan hari Raya lain pada umumnya, mal-mal semakin berbenah diri untuk menyambut 'tamu-tamu' di hari istimewa tersebut. Tamu-tamu yang dimaksud adalah masyarakat yang merayakan hari Raya tersebut. Semua berbondong-bondong memasuki pusat-pusat perbelanjaan yang biasanya juga mengadakan promo khusus. Selain toko baju, yang juga ramai dikunjungi adalah supermarket. Mengapa supermarket? Karena selain mereka akan membeli jamuan khusus untuk para tamunya, mereka juga biasanya membeli parsel untuk dikirim ke sanak keluarga dan kerabat terdekat. Nah bisnis parsel disini memang terhitung bisnis musiman karena hanya ramai pada saat tertentu saja, khususnya hari Raya. Pemilik bisnis ini tahu betul bagaimana memanfaatkan hal ini. Selain dibuat semakin menarik dan variatif, harga juga merupakan tolak ukur yang patut diperhitungkan para pemilik bisnis parsel. Nah, dari segi harga ini terkadang timbulah masalah. Seperti yang kita ketahui terdapat berbagai jenis parsel, namun yang sering menimbulkan kasus biasanya adalah parsel berisikan produk-produk makanan. Mengapa demikian? Karena biasanya setiap tahun ada saja ditemukan kasus-kasus parsel berisikan produk makanan yang sudah kadaluwarsa. Ini tentu merupakan hal yang teramat merugikan bagi konsumen (dalam hal ini pembeli parsel) dan juga merupakan hal yang salah dalam memanfaatkan bisnis musiman. Setiap tahun, ada saja ditemukan produk-produk dalam parsel makanan yang kadaluwarsa.


Tanggapan:
Menurut saya, kasus ini sudah kelewatan karena hampir setiap tahun terjadi. Ini seperti jatuh berkali-kali ke lubang yang sama. Padahal biasanya juga dari pihak BPOM selalu menyidak setiap bisnis-bisnis yang terkait dengan produk ataupun bahan-bahan makanan. Apalagi menjelang Hari Raya. Hal seperti ini ada baiknya pihak-pihak yang berwajib lebih menindak lanjuti pengusaha-pengusaha yang tidak bertanggung jawab. Dan juga memberikan hukuman sepadan atas apa yang telah dilakukannya, karena telah merugikan banyak pihak. Agar kasus-kasus serupa tidak terjadi lagi dan membuat pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut agar jera.

Selasa, 08 Oktober 2013

Etika dalam Berbisnis

Etika bisnis adalah salah satu ilmu dan juga sikap bagi para pekerja dalam berbisnis. Ketika berbisnis kita tidak hanya berinteraksi dengan teman-teman dikantor saja. Sudah barang tentu ada orang-orang lain yang merupakan klien atau mitra bisnis kita. Disini perlu diperhatikan etika dan sikap sebagai pebisnis profesional yang selain sudah mahir berinteraksi juga harus beretika dalam berbisnis. Jangan sampai karena salah bersikap, klien atau mitra bisnis kita jadi berpikir dua kali atau malah langsung membatalkan proyek-proyek bisnisnya dengan kita.


Photo: thinkstock.com

Barbara Pachter, penulis buku 'The Essentials Of Business Etiquette' menulis tentang sejumlah kemampuan khusus yang perlu dipahami para profesional sebelum terjun ke dalam situasi bisnis tertentu. Dia membahasnya secara terperinci mulai dari bagaimana seseorang sebaiknya mengenalkan diri. Dari bukunya, berikut enam etika bisnis yang harus dipahami dan dilakukan para profesional:
1. Sebutkan nama lengkap Anda
Dalam situasi bisnis, Anda sebaiknya menyebutkan nama lengkap Anda saat berkenalan. Namun jika nama Anda terlalu panjang atau sulit diucapkan, Anda lebih baik sedikit menyingkatnya.
2. Berdirilah saat memperkenalkan diri
Berdiri saat mengenalkan diri Anda akan menegaskan kehadiran Anda. Jika kondisinya tidak memungkinkan Anda untuk berdiri, setidaknya mundurkan kursi, dan sedikit membungkuk agar orang lain menilai positif kesopanan Anda.
3. Ucapkan Terima Kasih secukupnya
Dalam percakapan bisnis dengan siapapun, bos atau mitra perusahaan, Anda hanya perlu mengucapkan terima kasih satu atau dua kali. Jika Anda mengatakannya berlebihan, orang lain akan memandang Anda sangat memerlukannya dan sangat perlu bantuan.
4. Sebarkan ucapan terima kasih lewat email setelah pertemuan bisnis
Setelah Anda menyelesaikan pertemuan bisnis, kirimkan ucapan terima kasih secara terpisah ke email pribadi rekan bisnis Anda. Pengiriman lewat email sangat disarankan, mengingat waktu tibanya akan lebih cepat.
5. Jangan duduk sambil menyilang kaki
Tak hanya wanita, para pria pun senang menyilangkan kakinya saat duduk. Namun untuk kondisi kerja, posisi duduk seperti ini cenderung tidak sopan. Selain itu, posisi duduk seperti ini juga bisa berpengaruh negatif pada kesehatan Anda.
6. Tuan rumah yang harus membayar
Jika Anda mengundang rekan bisnis Anda untuk makan di luar, maka Anda yang harus membayar tagihan. Lalu bagaimana jika Anda seorang perempuan, sementara rekan bisnis atau klien Anda, laki-laki, dan ingin membayar? Anda tetap harus menolaknya. Anda bisa mengatakan, perusahaan yang membayarnya dan itu bukan uang pribadi Anda.

Sumber:
http://bisnis.liputan6.com/read/655741/6-etika-bisnis-yang-harus-diketahui-profesional

TEORI ETIKA BISNIS

Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. Tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
∙Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
∙Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.
∙Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan ataupun secara kelompok.

Etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.

Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
1. Pengendalian diri
2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility)
3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
4. Menciptakan persaingan yang sehat
5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah
9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama
10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati
11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
http://adesyams.blogspot.com/2009/09/tentang-etika-bisnis.html
http://handyleonardoetikabisnis.blogspot.com/2012/09/pengertian-etika-etika-bisnis-dan.html

Minggu, 09 Juni 2013

Pembuatan Proposal Penelitian

1. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan idela akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menajdi perhatian banyak orang dan di bicirakan di berbagai kalangan di masyarakat.

Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untukan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.

Cara membuat latar belakang masalah dengan langkah sebagai berikut :
§ Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah yang akan di angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum tentang masalah mulai dari hal global sampai mengerucut fokus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan di teliti.
§ Pada bagian tengah unkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung juga teori dan penelitian terdahulu.
§ Bagian akhir di isi dengan alternatif solusi yang bisa di tawarkan (teoritis dan praktis) dan akhirnya munculah judul.

2. Perumusan dan Batasan Masalah
Setelah ditemukan apa yang menjadi fokus masalah, lalu diadakan perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan pemetaan variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Tidak semua variabel hasil identifikasi dari masalah melatarbelakangi atau terkait dengan fokus masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah.

Pembatasan masalah dalam penelitian lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasibilitas masalah yang akan dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Tujuan penelitian harus jelas dan tegas. Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kerah mana, atau data (informasi) apa yang akan dicapai melalui penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable). Misal :
§ Memperoleh informasi (data) tentang jumlah pemeriksaan ibu-ibu hamil di kecamatan “X” selama kehamilan.
§ Memperoleh informasi tentang hubungan antara frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan BBLR.

Bagian ini berisikan uraian tentang temuan baru yang dihasilkan dan manfaat temuan penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh ilmuan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni (IPTEKS).

4. Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Ada dua bentuk hipotesis yaitu:
1. Hipotesis Penelitian; dirumuskan secara naratif berdasarkan kerangka berpikir penelitian & landasan teori yang telah dipilih.
a. Dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan
b. Tanpa kata diduga
c. Sudah mengarah (bagaimana bentuk perbedaan atau hubungan yang dipermasalahkan)
d. Banyaknya sesuai dengan kerangka berpikir dan rumusan masalah
2. Hipotesis Statistik; dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua kalimat matematika ]
a. H0: hipotesis nol (null hypothesis); hypothesis of no difference (tanda=)
H1: hipotesis alternatif; lawan H0 (tanda≠, > atau <)
b. Untuk uji perbedaan
1) frekuensi;
H0 : ƒ0 = ƒe
H1 : ƒ0 ≠ƒe
2) mean;
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
3) varians;
H0 : ơ21 = ơ22
H1 : ơ21 ≠ ơ22
Untuk uji hubungan
1) Sederhana
H0 : ρxy = 0
H1 : ρxy ≠ 0
2) Multipel
H0 : ρy.12 = 0
H1 : ρy.12 > 0
3) Kasual
H0 : ρij ≤ 0,05
H1 : ρij > 0,05

5. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dan kerangka teori merupakan kerangka acuhan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang menumbuhkan gagasan dan mendasari usulan penelitian tindakan kelas. Dasar-dasar usulan penelitian tindakan kelas tersebut dapat berasal dari temuan dan hasil penelitian terdahulu yang terkait dan mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tindakan kelas. Ary (1983 ) mengatakan bahwa sangat penting bagi peneliti untuk mencari hasil penelitian terdahulu yang cocok dengan bidang yang diteliti sebagai dasar pendukung pilihan.

Dalam pembahasan kajian pustaka dan kerangka teori perlu diungkapkan kerangka acuhan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Uraian dalam kajian pustaka diharapkan menjadi landasan teoritik mengapa masalah yang dihadapi dalam penelitian tindakan kelas perlu dipecahkan dengan strategi yang dipilih. Kajian teoritik mengenai prosedur yang akan dipakai dalam pengembangan juga dikemukakan.

Kajian pustaka dan kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat. (UM, 2005). Fungsi dari kajian pustaka yaitu:
1. Mengetahui sejarah masalah penelitian,
2. Membantu memilih prosedur penyelesaiaan masalah penelitian,
3. Memahami latar belakang teori masalah penelitian,
4. Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya,
5. Menghindari terjadinya duplikasi penelitian,
6. Memberikan pembenaran alasan pemilihan masalah penelitian.

Pembuatan kajian pustaka sebaiknya mengikuti langkah awal, sebagai berikut :
1. Mencari informasi ke perpustakaan atau internet.
2. Menyiapkan butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi dari pustaka, meliputi kelengkapan sumber informasi, kriteria informasi, cara mencatat sumber informsi dari internet, dan sebagainya.
3. Menyiapkan kartu atau buku untuk mengumpulkan informasi yang relevan.
4. Menyiapkan sistematika pengumpulan informasi.

6. Metodologi Penelitian
Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.

Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.

Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah:
1. Angket
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
2. Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
3. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif). Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

Metode Analisis Data
Metode analisis data ini terbagi menjadi dua yaitu metode analisis kuantitatif dan metode analisis kualitatif (Silalahi, 2006:304). Analisis kuantitatif ini menggunakan data statistik dan dapat dilakukan dengan cepat, sementara analisis kualitatif ini digunakan untuk data kualitatif yang data yang digunakannya adalah berupa catatan-catatan yang biasanya cenderung banyak dan menumpuk sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menganalisisnya secara saksama (Silalahi, 2006:305).

Metode kuantitatif ini menggunakan statistik sebagai alat analisis datanya (Silalahi, 2006:305) Statistik ini diartikan sebagai metode pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara penafsiran dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data yang telah diperoleh sebelumnya melalui observasi dan penganalisaan yang dilakukan melalui aturan-aturan dan prosedur-prosedur tertentu. Fungsi utama dari statistik adalah memanipulasikan dan meringkaskan data yang berupa angka serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan kebetulan-kebetulan yang telah diperkirakan. Analisis data kuantitatif dan statistik ini mampu memperlihatkan hasil-hasil pengukuran yang cermat karena perhitungannya yang matematis. Namun kemudian hal ini tidak berarti bahwa kecermatan tersebut merupakan jaminan dalam keabsahannya atau validitasnya.

Dalam statistik ini terdapat pilihan uji statistik dimana data ini dapat dipilah-pilah berdasarkan tujuan penelitiannya (Silalahi, 2006:306). Jika penelitiannya bertujuan untuk mengetahui status dan mendeskripsikan suatu fenomena berdasarkan data yang terkumpul, maka analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif sehingga tabel yang nantinya disusun hanyalah memuat satu variabel pengamatan saja. Sementara itu, jika penelitiannya bertujuan agar dapat mengetahui hubungan antara dua fenomena baik asosiasi sejajar ataupn hubungan kausal maka bentuk analisis datanya adalah analisis korelasional dan tabel yang digunakan ini akan memuat dua atau lebih variabel pengamatan yang disusun dalam satu tabel yang juga disebut sebagai tabel silang.

Kemudian, pilihan penggunaan uji statistik ini ditentukan oleh tujuan penelitian, tipe hipotesis dan tingkat data (Silalahi, 2006:307). Pertama, berdasarkan tujuan penelitiannya, pilihan metode statistik yang digunakan dapat untuk tujuan deskripsi dan inferensi. Lalu, jika berdasarkan tingkat data, yakni data bisa saja berbentuk nominal, ordinal dan interval atau rasio; atau kualitatif dan kuantitatif, disktrit atau kontinu. Ketiga adalah berdasarkan tipe hipotesis, dimana tipe hipotesis dalam penelitian sosial ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis perbedaan, baik hipotesis perbedaan antara sampal maupun antara variabel dan hipotesis asosiasi antara variabel. Tiap-tiap tipe hipotesis ini menggunakan uji statistik tertentu.

Analisis dalam statistik ini terbagi menjadi dua yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial (Silalahi, 2006:308). Statistik deskriptif adalah prosedur-prosedur dalam mengorganisasikan dan menyajikan informasi dalam bentuk yang dapat digunakan dan dapat lebih dimengerti. Statistik deskriptif ini digunakan ketika penelitian itu bertujuan untuk memaparkan data hasil penelitian. Dalam metode kuantitatif ini, data yang sudah tersusun dalam tabel adalah dasar dalam analisis deskriptif. Berikutnya adalah statistik inferensial yang merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur derajat hubungan ataupun perbedaan antara dua variabel (Silalahi, 2006:309). Statistik inferensial ini digunakan ketika penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel ataupun menguji hipotesis aosiasi (Silalahi, 2006:308). Terdapat dua pilihan dalam penggunaan statistik inferensial yaitu analisis statistik parametrik dan analisis statistik nonparametrik (Silalahi, 2006:309). Statistik parametrik ini digunakan apabila sampel ditarik secara acak dan data tersebar secara normal dan data hasil pengukurannya adalah interval, sementara statistik nonparametrik digunakan ketika sebaran datanya bersifat normal meskipun sampelnya ditarik secara acak dan data original nya diperoleh melalui pengukuran nominal ataupun ordinal demi mendapatkan kesimpulan yang sah (Silalahi, 2006:310).

Selain metode analisis kuantitatif, terdapat pula metode analisis kualitatif. Analisis data kualitatif ini dilakukan apabila data empiris yang digunakan adalah data kualitatif yang berupa kata-kata dan tidak dapat dikategorisasikan (Silalahi, 2006:311). Menurut Miles dan Huberman dalam Silalahi (2006:311), kegiatan analisis kualitatif ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau klarifikasi. Dalam reduksi data ini terdapat proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis yang ada di lapangan. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan dalam rangka untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan data sehingga nantinya kesimpulan dapat ditarik secara tepat dan diverifikasi (Silalahi, 2006:312).

Selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penyajian data dimana ini berarti sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan tertentu (Silalahi, 2006:312). Penyajian data kualitatif ini dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan, sehingga kemudian penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi dan kemudian dapat menentukan apakah menarik kesimpulan sudah benar ataukah harus terus melakukan analisis demi mendapatkan kesimpulan yang valid (Silalahi, 2006:313). Alur kegiatan yang ketiga dalam analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Menarik suatu kesimpulan ini dilakukan oleh peneliti melalui data-data yang terkumpul dan kemudian kesimpulan tersebut akan diverifikasi atau diuji kebenarannya dan validitasnya (Silalahi, 2006:313).

Selain metode-metode yang telah diutarakan diatas, menurut Blaxter, Hughes & Tight, terdapat lima teknik mengelola data (2001:308-309). Pertama adalah pemberian kode dimana proses memberikan kode pada data ini dapat bermanfaat dalam menyederhanakan dan menstandarkan data. Kedua adalah pemberian anotasi yang berarti pengubahan bahan-bahan tertulis dengan menambahkan catatan atau komentar, ketiga adalah pemberian label yang biasanya dilakukan pada pernyataan dengan kata-kata yang signifikan. Keempat adalah seleksi yang merupakan proses memilih item-item yang menarik yang dapat mewakili argumentasi peneliti. Terakhir adalah rangkuman yang merupakan ringkasan dari keseluruhan data.

Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/13/cara-membuat-latar-belakang-masalah-510625.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis>
http://irfiii.blogspot.com/2013/06/teori-dalam-pembuatan-proposal.html
http://ucanseeme-dhelya.blogspot.com/2013/06/proposal.html

Pembuatan Proposal Penelitian

1. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan idela akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menajdi perhatian banyak orang dan di bicirakan di berbagai kalangan di masyarakat.

Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untukan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.

Cara membuat latar belakang masalah dengan langkah sebagai berikut :
§ Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah yang akan di angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum tentang masalah mulai dari hal global sampai mengerucut fokus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan di teliti.
§ Pada bagian tengah unkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung juga teori dan penelitian terdahulu.
§ Bagian akhir di isi dengan alternatif solusi yang bisa di tawarkan (teoritis dan praktis) dan akhirnya munculah judul.

2. Perumusan dan Batasan Masalah
Setelah ditemukan apa yang menjadi fokus masalah, lalu diadakan perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan pemetaan variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Tidak semua variabel hasil identifikasi dari masalah melatarbelakangi atau terkait dengan fokus masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah.

Pembatasan masalah dalam penelitian lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasibilitas masalah yang akan dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Tujuan penelitian harus jelas dan tegas. Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kerah mana, atau data (informasi) apa yang akan dicapai melalui penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable). Misal :
§ Memperoleh informasi (data) tentang jumlah pemeriksaan ibu-ibu hamil di kecamatan “X” selama kehamilan.
§ Memperoleh informasi tentang hubungan antara frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan BBLR.

Bagian ini berisikan uraian tentang temuan baru yang dihasilkan dan manfaat temuan penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh ilmuan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni (IPTEKS).

4. Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Ada dua bentuk hipotesis yaitu:
1. Hipotesis Penelitian; dirumuskan secara naratif berdasarkan kerangka berpikir penelitian & landasan teori yang telah dipilih.
a. Dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan
b. Tanpa kata diduga
c. Sudah mengarah (bagaimana bentuk perbedaan atau hubungan yang dipermasalahkan)
d. Banyaknya sesuai dengan kerangka berpikir dan rumusan masalah
2. Hipotesis Statistik; dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua kalimat matematika ]
a. H0: hipotesis nol (null hypothesis); hypothesis of no difference (tanda=)
H1: hipotesis alternatif; lawan H0 (tanda≠, > atau <)
b. Untuk uji perbedaan
1) frekuensi;
H0 : ƒ0 = ƒe
H1 : ƒ0 ≠ƒe
2) mean;
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
3) varians;
H0 : ơ21 = ơ22
H1 : ơ21 ≠ ơ22
Untuk uji hubungan
1) Sederhana
H0 : ρxy = 0
H1 : ρxy ≠ 0
2) Multipel
H0 : ρy.12 = 0
H1 : ρy.12 > 0
3) Kasual
H0 : ρij ≤ 0,05
H1 : ρij > 0,05

5. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dan kerangka teori merupakan kerangka acuhan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang menumbuhkan gagasan dan mendasari usulan penelitian tindakan kelas. Dasar-dasar usulan penelitian tindakan kelas tersebut dapat berasal dari temuan dan hasil penelitian terdahulu yang terkait dan mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tindakan kelas. Ary (1983 ) mengatakan bahwa sangat penting bagi peneliti untuk mencari hasil penelitian terdahulu yang cocok dengan bidang yang diteliti sebagai dasar pendukung pilihan.

Dalam pembahasan kajian pustaka dan kerangka teori perlu diungkapkan kerangka acuhan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Uraian dalam kajian pustaka diharapkan menjadi landasan teoritik mengapa masalah yang dihadapi dalam penelitian tindakan kelas perlu dipecahkan dengan strategi yang dipilih. Kajian teoritik mengenai prosedur yang akan dipakai dalam pengembangan juga dikemukakan.

Kajian pustaka dan kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat. (UM, 2005). Fungsi dari kajian pustaka yaitu:
1. Mengetahui sejarah masalah penelitian,
2. Membantu memilih prosedur penyelesaiaan masalah penelitian,
3. Memahami latar belakang teori masalah penelitian,
4. Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya,
5. Menghindari terjadinya duplikasi penelitian,
6. Memberikan pembenaran alasan pemilihan masalah penelitian.

Pembuatan kajian pustaka sebaiknya mengikuti langkah awal, sebagai berikut :
1. Mencari informasi ke perpustakaan atau internet.
2. Menyiapkan butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi dari pustaka, meliputi kelengkapan sumber informasi, kriteria informasi, cara mencatat sumber informsi dari internet, dan sebagainya.
3. Menyiapkan kartu atau buku untuk mengumpulkan informasi yang relevan.
4. Menyiapkan sistematika pengumpulan informasi.

6. Metodologi Penelitian
Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.

Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.

Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah:
1. Angket
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
2. Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
3. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif). Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

Metode Analisis Data
Metode analisis data ini terbagi menjadi dua yaitu metode analisis kuantitatif dan metode analisis kualitatif (Silalahi, 2006:304). Analisis kuantitatif ini menggunakan data statistik dan dapat dilakukan dengan cepat, sementara analisis kualitatif ini digunakan untuk data kualitatif yang data yang digunakannya adalah berupa catatan-catatan yang biasanya cenderung banyak dan menumpuk sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menganalisisnya secara saksama (Silalahi, 2006:305).

Metode kuantitatif ini menggunakan statistik sebagai alat analisis datanya (Silalahi, 2006:305) Statistik ini diartikan sebagai metode pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara penafsiran dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data yang telah diperoleh sebelumnya melalui observasi dan penganalisaan yang dilakukan melalui aturan-aturan dan prosedur-prosedur tertentu. Fungsi utama dari statistik adalah memanipulasikan dan meringkaskan data yang berupa angka serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan kebetulan-kebetulan yang telah diperkirakan. Analisis data kuantitatif dan statistik ini mampu memperlihatkan hasil-hasil pengukuran yang cermat karena perhitungannya yang matematis. Namun kemudian hal ini tidak berarti bahwa kecermatan tersebut merupakan jaminan dalam keabsahannya atau validitasnya.

Dalam statistik ini terdapat pilihan uji statistik dimana data ini dapat dipilah-pilah berdasarkan tujuan penelitiannya (Silalahi, 2006:306). Jika penelitiannya bertujuan untuk mengetahui status dan mendeskripsikan suatu fenomena berdasarkan data yang terkumpul, maka analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif sehingga tabel yang nantinya disusun hanyalah memuat satu variabel pengamatan saja. Sementara itu, jika penelitiannya bertujuan agar dapat mengetahui hubungan antara dua fenomena baik asosiasi sejajar ataupn hubungan kausal maka bentuk analisis datanya adalah analisis korelasional dan tabel yang digunakan ini akan memuat dua atau lebih variabel pengamatan yang disusun dalam satu tabel yang juga disebut sebagai tabel silang.

Kemudian, pilihan penggunaan uji statistik ini ditentukan oleh tujuan penelitian, tipe hipotesis dan tingkat data (Silalahi, 2006:307). Pertama, berdasarkan tujuan penelitiannya, pilihan metode statistik yang digunakan dapat untuk tujuan deskripsi dan inferensi. Lalu, jika berdasarkan tingkat data, yakni data bisa saja berbentuk nominal, ordinal dan interval atau rasio; atau kualitatif dan kuantitatif, disktrit atau kontinu. Ketiga adalah berdasarkan tipe hipotesis, dimana tipe hipotesis dalam penelitian sosial ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis perbedaan, baik hipotesis perbedaan antara sampal maupun antara variabel dan hipotesis asosiasi antara variabel. Tiap-tiap tipe hipotesis ini menggunakan uji statistik tertentu.

Analisis dalam statistik ini terbagi menjadi dua yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial (Silalahi, 2006:308). Statistik deskriptif adalah prosedur-prosedur dalam mengorganisasikan dan menyajikan informasi dalam bentuk yang dapat digunakan dan dapat lebih dimengerti. Statistik deskriptif ini digunakan ketika penelitian itu bertujuan untuk memaparkan data hasil penelitian. Dalam metode kuantitatif ini, data yang sudah tersusun dalam tabel adalah dasar dalam analisis deskriptif. Berikutnya adalah statistik inferensial yang merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur derajat hubungan ataupun perbedaan antara dua variabel (Silalahi, 2006:309). Statistik inferensial ini digunakan ketika penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel ataupun menguji hipotesis aosiasi (Silalahi, 2006:308). Terdapat dua pilihan dalam penggunaan statistik inferensial yaitu analisis statistik parametrik dan analisis statistik nonparametrik (Silalahi, 2006:309). Statistik parametrik ini digunakan apabila sampel ditarik secara acak dan data tersebar secara normal dan data hasil pengukurannya adalah interval, sementara statistik nonparametrik digunakan ketika sebaran datanya bersifat normal meskipun sampelnya ditarik secara acak dan data original nya diperoleh melalui pengukuran nominal ataupun ordinal demi mendapatkan kesimpulan yang sah (Silalahi, 2006:310).

Selain metode analisis kuantitatif, terdapat pula metode analisis kualitatif. Analisis data kualitatif ini dilakukan apabila data empiris yang digunakan adalah data kualitatif yang berupa kata-kata dan tidak dapat dikategorisasikan (Silalahi, 2006:311). Menurut Miles dan Huberman dalam Silalahi (2006:311), kegiatan analisis kualitatif ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau klarifikasi. Dalam reduksi data ini terdapat proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis yang ada di lapangan. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan dalam rangka untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan data sehingga nantinya kesimpulan dapat ditarik secara tepat dan diverifikasi (Silalahi, 2006:312).

Selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penyajian data dimana ini berarti sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan tertentu (Silalahi, 2006:312). Penyajian data kualitatif ini dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan, sehingga kemudian penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi dan kemudian dapat menentukan apakah menarik kesimpulan sudah benar ataukah harus terus melakukan analisis demi mendapatkan kesimpulan yang valid (Silalahi, 2006:313). Alur kegiatan yang ketiga dalam analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Menarik suatu kesimpulan ini dilakukan oleh peneliti melalui data-data yang terkumpul dan kemudian kesimpulan tersebut akan diverifikasi atau diuji kebenarannya dan validitasnya (Silalahi, 2006:313).

Selain metode-metode yang telah diutarakan diatas, menurut Blaxter, Hughes & Tight, terdapat lima teknik mengelola data (2001:308-309). Pertama adalah pemberian kode dimana proses memberikan kode pada data ini dapat bermanfaat dalam menyederhanakan dan menstandarkan data. Kedua adalah pemberian anotasi yang berarti pengubahan bahan-bahan tertulis dengan menambahkan catatan atau komentar, ketiga adalah pemberian label yang biasanya dilakukan pada pernyataan dengan kata-kata yang signifikan. Keempat adalah seleksi yang merupakan proses memilih item-item yang menarik yang dapat mewakili argumentasi peneliti. Terakhir adalah rangkuman yang merupakan ringkasan dari keseluruhan data.

Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/13/cara-membuat-latar-belakang-masalah-510625.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis>
http://irfiii.blogspot.com/2013/06/teori-dalam-pembuatan-proposal.html
http://ucanseeme-dhelya.blogspot.com/2013/06/proposal.html

Pembuatan Proposal Penelitian

1. Latar Belakang Masalah
Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk di teliti. Masalah terjadi saat harapan idela akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menajdi perhatian banyak orang dan di bicirakan di berbagai kalangan di masyarakat.

Latar belakang dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan untukan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan praktis.

Cara membuat latar belakang masalah dengan langkah sebagai berikut :
§ Pada bagian awal latar belakang adalah gambaran umum tentang masalah yang akan di angkat. Dengan model piramid terbalik buat gambaran umum tentang masalah mulai dari hal global sampai mengerucut fokus pada masalah inti, objek serta ruang lingkup yang akan di teliti.
§ Pada bagian tengah unkapkan fakta, fenomena, data-data dan pendapat ahli berkenaan dengan pentingnya masalah dan efek negatifnya jika tidak segera di atasi dengan di dukung juga teori dan penelitian terdahulu.
§ Bagian akhir di isi dengan alternatif solusi yang bisa di tawarkan (teoritis dan praktis) dan akhirnya munculah judul.

2. Perumusan dan Batasan Masalah
Setelah ditemukan apa yang menjadi fokus masalah, lalu diadakan perumusan masalah. Perumusan masalah merupakan pemetaan variabel-variabel yang terkait dengan fokus masalah. Tidak semua variabel hasil identifikasi dari masalah melatarbelakangi atau terkait dengan fokus masalah, maka perlu diadakan pembatasan masalah.

Pembatasan masalah dalam penelitian lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan feasibilitas masalah yang akan dipecahkan, selain juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu.

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Bagian ini mengemukakan tujuan yang ingin dicapai melalui proses penelitian. Tujuan penelitian harus jelas dan tegas. Tujuan penelitian adalah suatu indikasi kerah mana, atau data (informasi) apa yang akan dicapai melalui penelitian itu. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang konkret dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable). Misal :
§ Memperoleh informasi (data) tentang jumlah pemeriksaan ibu-ibu hamil di kecamatan “X” selama kehamilan.
§ Memperoleh informasi tentang hubungan antara frekuensi pemeriksaan kehamilan dengan BBLR.

Bagian ini berisikan uraian tentang temuan baru yang dihasilkan dan manfaat temuan penelitian tersebut bagi perkembangan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh ilmuan lain untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tekhnologi dan seni (IPTEKS).

4. Hipotesis
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Ada dua bentuk hipotesis yaitu:
1. Hipotesis Penelitian; dirumuskan secara naratif berdasarkan kerangka berpikir penelitian & landasan teori yang telah dipilih.
a. Dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan
b. Tanpa kata diduga
c. Sudah mengarah (bagaimana bentuk perbedaan atau hubungan yang dipermasalahkan)
d. Banyaknya sesuai dengan kerangka berpikir dan rumusan masalah
2. Hipotesis Statistik; dirumuskan secara matematis dalam bentuk dua kalimat matematika ]
a. H0: hipotesis nol (null hypothesis); hypothesis of no difference (tanda=)
H1: hipotesis alternatif; lawan H0 (tanda≠, > atau <)
b. Untuk uji perbedaan
1) frekuensi;
H0 : ƒ0 = ƒe
H1 : ƒ0 ≠ƒe
2) mean;
H0 : µ1 = µ2
H1 : µ1 > µ2
3) varians;
H0 : ơ21 = ơ22
H1 : ơ21 ≠ ơ22
Untuk uji hubungan
1) Sederhana
H0 : ρxy = 0
H1 : ρxy ≠ 0
2) Multipel
H0 : ρy.12 = 0
H1 : ρy.12 > 0
3) Kasual
H0 : ρij ≤ 0,05
H1 : ρij > 0,05

5. Kajian Pustaka
Kajian pustaka dan kerangka teori merupakan kerangka acuhan yang disusun berdasarkan kajian berbagai aspek, baik secara teoritis maupun empiris yang menumbuhkan gagasan dan mendasari usulan penelitian tindakan kelas. Dasar-dasar usulan penelitian tindakan kelas tersebut dapat berasal dari temuan dan hasil penelitian terdahulu yang terkait dan mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tindakan kelas. Ary (1983 ) mengatakan bahwa sangat penting bagi peneliti untuk mencari hasil penelitian terdahulu yang cocok dengan bidang yang diteliti sebagai dasar pendukung pilihan.

Dalam pembahasan kajian pustaka dan kerangka teori perlu diungkapkan kerangka acuhan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Uraian dalam kajian pustaka diharapkan menjadi landasan teoritik mengapa masalah yang dihadapi dalam penelitian tindakan kelas perlu dipecahkan dengan strategi yang dipilih. Kajian teoritik mengenai prosedur yang akan dipakai dalam pengembangan juga dikemukakan.

Kajian pustaka dan kerangka teori dipaparkan dengan maksud untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian pengembangan yang dilakukan memiliki landasan empiris yang kuat. (UM, 2005). Fungsi dari kajian pustaka yaitu:
1. Mengetahui sejarah masalah penelitian,
2. Membantu memilih prosedur penyelesaiaan masalah penelitian,
3. Memahami latar belakang teori masalah penelitian,
4. Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya,
5. Menghindari terjadinya duplikasi penelitian,
6. Memberikan pembenaran alasan pemilihan masalah penelitian.

Pembuatan kajian pustaka sebaiknya mengikuti langkah awal, sebagai berikut :
1. Mencari informasi ke perpustakaan atau internet.
2. Menyiapkan butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi dari pustaka, meliputi kelengkapan sumber informasi, kriteria informasi, cara mencatat sumber informsi dari internet, dan sebagainya.
3. Menyiapkan kartu atau buku untuk mengumpulkan informasi yang relevan.
4. Menyiapkan sistematika pengumpulan informasi.

6. Metodologi Penelitian
Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.

Contoh data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan nara sumber. Contoh data sekunder misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan berupa absensi, gaji, laporan keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, data yang diperoleh dari majalah, dan lain sebagainya.
Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang digunakan.

Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya.

Sedangkan Instrumen Pengumpul Data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya. Adapun tiga teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah:
1. Angket
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Uma Sekaran (dalam Sugiyono, 2007:163) terkait dengan prinsip penulisan angket, prinsip pengukuran dan penampilan fisik.
2. Observasi
Salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.
3. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara pengumpul data maupun peneliti terhadap nara sumber atau sumber data. Wawancara pada penelitian sampel besar biasanya hanya dilakukan sebagai studi pendahuluan karena tidak mungkin menggunakan wawancara pada 1000 responden, sedangkan pada sampel kecil teknik wawancara dapat diterapkan sebagai teknik pengumpul data (umumnya penelitian kualitatif). Wawancara terbagi atas wawancara terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur artinya peneliti telah mengetahui dengan pasti apa informasi yang ingin digali dari responden sehingga daftar pertanyaannya sudah dibuat secara sistematis. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas, yaitu peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan yang akan diajukan secara spesifik, dan hanya memuat poin-poin penting masalah yang ingin digali dari responden.

Metode Analisis Data
Metode analisis data ini terbagi menjadi dua yaitu metode analisis kuantitatif dan metode analisis kualitatif (Silalahi, 2006:304). Analisis kuantitatif ini menggunakan data statistik dan dapat dilakukan dengan cepat, sementara analisis kualitatif ini digunakan untuk data kualitatif yang data yang digunakannya adalah berupa catatan-catatan yang biasanya cenderung banyak dan menumpuk sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat menganalisisnya secara saksama (Silalahi, 2006:305).

Metode kuantitatif ini menggunakan statistik sebagai alat analisis datanya (Silalahi, 2006:305) Statistik ini diartikan sebagai metode pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara penafsiran dan penarikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data yang telah diperoleh sebelumnya melalui observasi dan penganalisaan yang dilakukan melalui aturan-aturan dan prosedur-prosedur tertentu. Fungsi utama dari statistik adalah memanipulasikan dan meringkaskan data yang berupa angka serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan kebetulan-kebetulan yang telah diperkirakan. Analisis data kuantitatif dan statistik ini mampu memperlihatkan hasil-hasil pengukuran yang cermat karena perhitungannya yang matematis. Namun kemudian hal ini tidak berarti bahwa kecermatan tersebut merupakan jaminan dalam keabsahannya atau validitasnya.

Dalam statistik ini terdapat pilihan uji statistik dimana data ini dapat dipilah-pilah berdasarkan tujuan penelitiannya (Silalahi, 2006:306). Jika penelitiannya bertujuan untuk mengetahui status dan mendeskripsikan suatu fenomena berdasarkan data yang terkumpul, maka analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif sehingga tabel yang nantinya disusun hanyalah memuat satu variabel pengamatan saja. Sementara itu, jika penelitiannya bertujuan agar dapat mengetahui hubungan antara dua fenomena baik asosiasi sejajar ataupn hubungan kausal maka bentuk analisis datanya adalah analisis korelasional dan tabel yang digunakan ini akan memuat dua atau lebih variabel pengamatan yang disusun dalam satu tabel yang juga disebut sebagai tabel silang.

Kemudian, pilihan penggunaan uji statistik ini ditentukan oleh tujuan penelitian, tipe hipotesis dan tingkat data (Silalahi, 2006:307). Pertama, berdasarkan tujuan penelitiannya, pilihan metode statistik yang digunakan dapat untuk tujuan deskripsi dan inferensi. Lalu, jika berdasarkan tingkat data, yakni data bisa saja berbentuk nominal, ordinal dan interval atau rasio; atau kualitatif dan kuantitatif, disktrit atau kontinu. Ketiga adalah berdasarkan tipe hipotesis, dimana tipe hipotesis dalam penelitian sosial ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu hipotesis perbedaan, baik hipotesis perbedaan antara sampal maupun antara variabel dan hipotesis asosiasi antara variabel. Tiap-tiap tipe hipotesis ini menggunakan uji statistik tertentu.

Analisis dalam statistik ini terbagi menjadi dua yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial (Silalahi, 2006:308). Statistik deskriptif adalah prosedur-prosedur dalam mengorganisasikan dan menyajikan informasi dalam bentuk yang dapat digunakan dan dapat lebih dimengerti. Statistik deskriptif ini digunakan ketika penelitian itu bertujuan untuk memaparkan data hasil penelitian. Dalam metode kuantitatif ini, data yang sudah tersusun dalam tabel adalah dasar dalam analisis deskriptif. Berikutnya adalah statistik inferensial yang merupakan metode analisis yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur derajat hubungan ataupun perbedaan antara dua variabel (Silalahi, 2006:309). Statistik inferensial ini digunakan ketika penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara variabel ataupun menguji hipotesis aosiasi (Silalahi, 2006:308). Terdapat dua pilihan dalam penggunaan statistik inferensial yaitu analisis statistik parametrik dan analisis statistik nonparametrik (Silalahi, 2006:309). Statistik parametrik ini digunakan apabila sampel ditarik secara acak dan data tersebar secara normal dan data hasil pengukurannya adalah interval, sementara statistik nonparametrik digunakan ketika sebaran datanya bersifat normal meskipun sampelnya ditarik secara acak dan data original nya diperoleh melalui pengukuran nominal ataupun ordinal demi mendapatkan kesimpulan yang sah (Silalahi, 2006:310).

Selain metode analisis kuantitatif, terdapat pula metode analisis kualitatif. Analisis data kualitatif ini dilakukan apabila data empiris yang digunakan adalah data kualitatif yang berupa kata-kata dan tidak dapat dikategorisasikan (Silalahi, 2006:311). Menurut Miles dan Huberman dalam Silalahi (2006:311), kegiatan analisis kualitatif ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau klarifikasi. Dalam reduksi data ini terdapat proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstraksian dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis yang ada di lapangan. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis yang digunakan dalam rangka untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu serta mengorganisasikan data sehingga nantinya kesimpulan dapat ditarik secara tepat dan diverifikasi (Silalahi, 2006:312).

Selanjutnya dalam analisis data kualitatif adalah penyajian data dimana ini berarti sebagai sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan tertentu (Silalahi, 2006:312). Penyajian data kualitatif ini dapat dilakukan dalam berbagai jenis matriks, grafik, jaringan dan bagan, sehingga kemudian penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi dan kemudian dapat menentukan apakah menarik kesimpulan sudah benar ataukah harus terus melakukan analisis demi mendapatkan kesimpulan yang valid (Silalahi, 2006:313). Alur kegiatan yang ketiga dalam analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan atau verifikasi. Menarik suatu kesimpulan ini dilakukan oleh peneliti melalui data-data yang terkumpul dan kemudian kesimpulan tersebut akan diverifikasi atau diuji kebenarannya dan validitasnya (Silalahi, 2006:313).

Selain metode-metode yang telah diutarakan diatas, menurut Blaxter, Hughes & Tight, terdapat lima teknik mengelola data (2001:308-309). Pertama adalah pemberian kode dimana proses memberikan kode pada data ini dapat bermanfaat dalam menyederhanakan dan menstandarkan data. Kedua adalah pemberian anotasi yang berarti pengubahan bahan-bahan tertulis dengan menambahkan catatan atau komentar, ketiga adalah pemberian label yang biasanya dilakukan pada pernyataan dengan kata-kata yang signifikan. Keempat adalah seleksi yang merupakan proses memilih item-item yang menarik yang dapat mewakili argumentasi peneliti. Terakhir adalah rangkuman yang merupakan ringkasan dari keseluruhan data.

Sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2012/12/13/cara-membuat-latar-belakang-masalah-510625.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis>
http://irfiii.blogspot.com/2013/06/teori-dalam-pembuatan-proposal.html
http://ucanseeme-dhelya.blogspot.com/2013/06/proposal.html

Sabtu, 08 Juni 2013

Proposal Penulisan Ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, hampir dapat dipastikan sangat sulit untuk menemukan seseorang tanpa sebuah handphone (telepon genggam) dalam genggamannya. Dahulu, handphone tergolong barang mewah dimana hanya orang-orang tertentu saja yang berkecukupan yang dapat memiliki barang ini. Akan tetapi, lihat sekarang. Semakin pesatnya perkembangan teknologi, menjadikan handphone pun seperti kebutuhan mendasar bagi masyarakat tanpa memandang bulu. Mulai dari kaum pengusaha, pekerja, hingga ibu rumah tangga masing-masing memiliki handphone.
Lalu sebenarnya apakah handphone itu? Handphone atau telepon seluler (ponsel) merupakan alat komunikasi elektronik yang memiliki kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap namun dapat dibawa kemana-mana (portabel) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon rumahan yang menggunakan kabel (nirkabel/wireless). Saat ini, Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access). Badan yang mengatur telekomunikasi seluler Indonesia adalah Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI).
Dengan semakin berkembangnya jenis-jenis handphone, tanpa didukung oleh sebuah operator seluler tidak akan berarti apa-apa. Di Indonesia sendiri, bisnis operator seluler sama hebohnya dengan persaingan antar handphone. Pada tahun 2009, telah beroperasi sejumlah 10 operator dengan perkiraan jumlah pelanggan sekitar 175,18 juta. Agar suatu provider berhasil meraih pangsa pasar yang baik, maka diperlukan strategi-strategi tersendiri yang dapat mengungguli diri dari para produk pesaing. Perusahaan perlu jeli melihat apa yang perlu digali agar para pelanggan datang dan bertahan untuk waktu yang lama. Misalnya, lewat promosi iklan yang gencar saat ini, yang bahkan saling ‘sikut-menyikut’ dikalangan bisnis secara terang-terangan sudah menjadi suatu hal yang lumrah sekarang ini.
Untuk produk dari PT Indosat sendiri mengalami kenaikan pelanggan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Ditambah pada 2012, Indosat meluncurkan produk Indosat Mentari khusus untuk smartphone (ponsel pintar) dengan tagline: ‘Designed for Smartphone’ serta menggandeng penyanyi internasional Anggun sebagai dutanya (brand ambassador).
Dalam segmen kalangan anak muda, Indosat terkenal dengan produk IM3-nya yang menguasai 2/3 dari total pelanggan Indosat. Fitur-fitur serta tarif yang bersahabat dengan anak muda, menjadikan IM3 jagoan tersendiri. Lihat saja iklan IM3 yang selalu mengandalkan brand ambassador artis-artis muda yang sedang terkenal pada suatu waktu. Yang terbaru ditunjuk tentu saja JKT48 sebuah idol group terdiri dari anak-anak remaja perempuan yang sedang hits saat ini. Dengan mengandalkan mereka yang sedang terkenal sebagai brand ambassador sebuah produk, tentu diharapkan dapat membuat pelanggan akan berpikir dua kali untuk berpindah ke lain hati atau bahkan menarik para calon pelanggan baru.
Pentingnya loyalitas pelanggan dalam pemasaran adalah mutlak. Pemasar pasti amat berharap agar dapat mempertahankan pelanggannya dalam jangka panjang, bahkan bila memungkinkan untuk selamanya. Seorang pelanggan yang loyal akan menjadi aset yang sangat bernilai bagi perusahaan. Selain itu, pelanggan yang loyal akan mengurangi biaya untuk memperoleh pelanggan baru dan memberikan umpan balik positif (feedback) kepada perusahaan. Loyalitas memiliki relasi positif dengan profitabilitas perusahaan (Hallowell 1996; Rowley dan Dawes 1999). Pelanggan yang loyal akan tidak sensitif dengan harga, melakukan pembelian berulang, dan menjadi penganjur kepada koleganya (Hallowell 1996; Mittal dan Lassar 1998; Bowen dan Chen 2001; Rowley dan Dawes 2000). Loyalitas konsumen dilaporkan memiliki tingkat retensi konsumen yang tinggi, komitmen terhadap porsi belanja ke perusahaan dalam kategori produknya, dan bersedia menjadi pemberi rekomendasi kepada para koleganya agar menjadi pelanggan perusahaan (Reicheld dan Earl Sasser 1990; Zeithaml 2000).
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, penulis ingin mengangkat judul penelitian “ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN, DAN HARGA TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN INDOSAT-IM3 PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK”.

1.2. Rumusan dan Batasan Masalah
1.2.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka berikut merupakan rumusan masalah yang diangkat:
1. Apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan IM3?
2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan IM3?
3. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan IM3?
1.2.2. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu meluas, maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini seperti berikut:
1. Responden-responden kuesioner penelitian ini terdiri dari mahasiswa Universitas Gunadarma Depok sebanyak 50 orang secara acak.
2. Penelitian ini hanya meneliti responden yang telah menggunakan produk IM3 lebih dari 2 bulan.
3. Penelitian ini hanya menggunakan 3 buah variabel bebas yaitu kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga.
4. Penelitian ini dilakukan sejak Maret 2013-Juli2013.

1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan IM3.
2. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan IM3.
3. Untuk menganalisis dan mengetahui apakah harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelangggan IM3.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis
Penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan/referensi bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian sejenis. Penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan mahasiswa/i tentang manajemen pemasaran terutama mengenai loyalitas pelanggan. 1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang dalam hal ini adalah PT INDOSAT dalam mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.

1.5. Metode Penelitian
1.5.1. Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah para pelanggan produk INDOSAT-IM3 yang juga merupakan mahasiswa Universitas Gunadarma Depok.
1.5.2. Data/Variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari menyebarkan kuesioner kepada 50 orang mahasiswa Universitas Gunadarma yang merupakan pelanggan INDOSAT-IM3. Data sekunder didapat dari studi kepustakaan dan pengumpulan data-data atau informasi dan referensi dari media seperti internet.
Variabel-variabel yang digunakan yaitu variabel independen (variabel x) dan variabel dependen (variabel y).
1.5.3. Metode Pengumpulan Data/Variabel
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang dibuat oleh peneliti yang merupakan bagian terstruktur dan sistematik dari sebuah pengumpulan data (Sunyoto, 2012: 64) kepada 50 orang responden secara acak di lingkungan mahasiswa Universitas Gunadarma Depok.
1.5.4. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan yang paling memungkinkan yang masih dapat dicari kebenarannya. Dalam penelitian ini digunakan dua hipotesis yaitu:
H1: Kualitas Produk berpengaruh signifikan/positif terhadap loyalitas pelanggan IM3
H2: Kualitas Pelayanan berpengaruh signifikan/positif terhadap loyalitas pelanggan IM3
H3: Harga berpengaruh signifikan/positif terhadap loyalitas pelanggan IM3
1.5.5. Alat Analisis yang Digunakan
Dalam penelitian ini ada beberapa analisis yang digunakan yaitu Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Parsial (Uji T), Uji Signifikansi Simultan (Uji F), serta Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Autokorelasi dan Multikolinearitas. Sedangkan untuk pengolahan datanya menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20.

Sabtu, 27 April 2013

SOFTSKILL: DATA, SAMPEL, DAN VARIABEL

DATA
Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data merupakan bentuk jamak dari datum, berasal dari bahasa Latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.

Dalam keilmuan (ilmiah), fakta dikumpulkan untuk menjadi data. Data kemudian diolah sehingga dapat diutarakan secara jelas dan tepat sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang tidak langsung mengalaminya sendiri, hal ini dinamakan deskripsi. Pemilahan banyak data sesuai dengan persamaan atau perbedaan yang dikandungnya dinamakan klasifikasi.

Dalam pokok bahasan Manajemen Pengetahuan, data dicirikan sebagai sesuatu yang bersifat mentah dan tidak memiliki konteks. Dia sekedar ada dan tidak memiliki signifikansi makna di luar keberadaannya itu. Dia bisa muncul dalam berbagai bentuk, terlepas dari apakah dia bisa dimanfaatkan atau tidak.

Menurut berbagai sumber lain, data dapat juga didefinisikan sebagai berikut:
• Menurut kamus bahasa inggris-indonesia, data berasal dari kata datum yang berarti fakta
• Dari sudut pandang bisnis, data bisnis adalah deskripsi organisasi tentang sesuatu (resources) dan kejadian (transactions)yang terjadi
• Pengertian yang lain menyebutkan bahwa data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang kita hadapi
Intinya data itu adalah suatu fakta-fakta tertentu sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan

Metode Pengumpulan Data

a. ANGKET (KUESIONER)
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk menggali data sesuai dengan permasalahan penelitian. Menurut Masri Singarimbum, pada penelitian survai, penggunaan angket merupakan hal yang paling pokok untuk pengumpulan data di lapangan. Hasil kuesioner inilah yang akan diangkakan (kuantifikasi), disusun tabel-tabel dan dianalisa secara statistik untuk menarik kesimpulan penelitian.
Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah:
(a) untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian
(b) untuk memperoleh informasi dengan reliabel dan validitas yang tinggi. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto, sebelum kuesioner disusun memperhatikan prosedur sebagai berikut:
1) Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2) Mengidentifikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner.
3) Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
4) Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus unit analisisnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner, antara lain:
1) Pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam kuesioner juga harus sesuai dengan variebel-veriabel penelitian, yang biasanya sudah didefinisikan dalam definisi operasional, yang mengandung indikator-indikator penelitian sesuai dengan permasalahan penelitian.
2) Tiap pertanyaan dalam kuesiner adalah bagian dari penjabaran definisi operasional, sehingga dapat dianalisa dengan tepat untuk menjawab permasalahan penelitian.

b. TES
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari sasaran atau obyek yang akan dievaluasi, ada beberapa macam tes dan alat ukur, yaitu:
1) Tes kepribadian atau personality test, yaitu tes yang digunakan untuk mengungkap kepribadian seseorang, seperti self–concept, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dan sebagainya.
2) Tes bakat atau abtitude test, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
3) Tes intelegensi atau intellegence test, yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
4) Tes sikap atau attitude test, yang sering disebut dengan istilah kala sikap, yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap berbagai sikap seseorang.
5) Tes minat atau measures test yaitu tes yang digunakan untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
6) Tes prestasi atau achievement test yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

c. Wawancara
Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menentukan dalam proses penelitian. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Oleh karena itu dalam pelaksanaan wawancara diperlukan ketrampilan dari seorang peneliti dalam berkomunikasi dengan responden. Seorang peneliti harus memiliki ketrampilan dalam mewawancarai, motivasi yang tinggi, dan rasa aman, artinya tidak ragu dan takut dalam menyampaikan wawancara. Seorang peneliti juga harus bersikap netral, sehingga responden tidak merasa ada tekanan psikis dalam memberikan jawaban kepada peneliti.
Menurut Nasution, ada beberapa hal yang dapat ditanyakan dalam wawancara, antara lain: pengalaman, pendapat, perasaan, pengetahuan, pengeinderaan dan latar belakang pendidikan.

d. Dokumen
Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Dokumen terdiri bisa berupa buku harian, notula rapat, laporan berkala, jadwal kegiatan, peraturan pemerintah, anggaran dasar, rapor siswa, surat-surat resmi dan lain sebagainya.
Selain bentuk-bentuk dokumen tersebut diatas, bentuk lainnya adalah foto dan bahan statistik. Dengan menggunakan foto akan dapat mengungkap suatu situasi pada detik tertentu sehingga dapat memberikan informasi deskriptif yang berlaku saat itu. Foto dibuat dengan maksud tertentu, misalnya untuk melukiskan kegembiraan atau kesedihan, kemeriahan, semangat dan situasi psikologis lainya. Foto juga dapat menggambarkan situasi sosial seperti kemiskinan daerah kumuh, adat istiadat, penderitaan dan berbagai fenomena sosial lainya.
Selain foto, bahan statistik juga dapat dimanfaatkan sebagai dokumen yang mampu memberikan informasi kuantitatif, seperti jumlah guru, murid, tenaga administrasi dalam suatu lembaga atau organisasi. Data ini sangat membantu sekali bagi peneliti dalam menganalisa data, dengan dokumen-dokumen kuantitatif ini analisa data akan lebih mendalam sesuai dengan kebutuhan penelitian.

d. Observasi
Agar observasi yang dilakukan oleh peneliti memperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilengkapi format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Dalam pelaksanaan observasi, peneliti bukan hanya sekedar mencatat, tetapi juga harus mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu observasi partisipasi dan non-partisipan. Observasi partisipasi dilakukan apabila peneliti ikut terlibat secara langsung, sehingga menjadi bagian dari kelompok yang diteliti. Sedangkan observasi non partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat.
Menurut Nasution, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi, antara lain:
1) Harus diketahu dimana observasi dapat dilakukan, apakah hanya ditempat-tempat pada waktu tertentu atau terjadi diberbagai lokasi.
2) Harus ditentukan siapa-siapa sajakah yang dapat diobservasi, sehingga benar-benar representatif.
3) Harus diketahui dengan jelas data apa yang harus dikumpulkan sehingga relevan dengan tujuan penelitian.
4) Harus diketahui bagaimana cara mengumpulkan data, terutama berkaitan dengan izin pelaksanaan penelitian.
5) Harus diketahui tentang cara-cara bagaimana mencatat hasil observasi.

Jenis Data:
Ø Menurut cara memperolehnya
· Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri atau seorang atau suatu organisasi langsung dari obyeknya.
· Data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah pihak lain (biasanya sudah dipublikasikan)
Ø Menurut sumbernya
· Data internal adalah data yang menggambarkan keadaan atau kegiatan dalam suatu organisasi
· Data eksternal yaitu data yang menggambarkan suatu keadaan atau kegiatan di luar suatu organisasi.
Ø Menurut sifatnya
· Data kwaliitatif adalah data yang bukan dalam bentuk angka
· Data kwantitatif adalah data dalam bentuk angka
Ø Menurut waktu pengumpulannya
· Cross section / insidentil adalah dikumpulkan pada suatu waktu tertentu
· Data berkala / time series data adalah data yang dikumpulkan secara berkala

SAMPEL
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati.[2] Ukuran dan keragaman sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil. Terdapat dua cara pengambilan sampel, yaitu secara acak (random)/probabilita dan tidak acak (non-random)/non-probabilita.

Teknik Pengambilan Sampel
1. Acak (Random sampling)
Artinya, setiap anggota dari populasi memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Tidak ada intervensi tertentu dari peneliti.Masing-masing jenis dari pengambilan acak (probability sampling) ini memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.
·Pengambilan acak sederhana (Simpel random sampling)
Merupakan sistem pengambilan sampel secara acak dengan menggunakan undian atau tabel angka random. Tabel angka random merupakan tabel yang dibuat dalam komputer berisi angka-angka yang terdiri dari kolom dan baris, dan cara pemilihannya dilalukan secara bebas. Pengambilan acak secara sederhana ini dapat menggunakan prinsip pengambilan sampel dengan pengembalian ataupun pengambilan sampel tanpa pengembalian. Kelebihan dari pemngembilan acak sederhana ini adalah mengatasi bias yang muncul dalam pemilihan anggota sampel, dan kemampuan menghitung standard error. Sedangkan,kekurangannya adalah tidak adanya jaminan bahwa setiap sampel yang diambil secara acak akan merepresentasikan populasi secara tepat.
·Pengambilan acak secara sistematis (Systematic random sampling)
Merupakan sistem pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan selang interval tertentu secara berurutan. Misalnya, jika ingin mengambil 1000 sampel dari 5000 populasi secara acak, maka kemungkinan terpilihnya 1/5. Diambil satu angka dari interval pertama antara angka 1-5, dan dilanjutkan dengan pemilihan angka berikutnya dari interval selanjutnya. Kelebihan dari pengambilan acak secara sistematis ini adalah lebih praktis dan hemat dibanding dengan pengambilan acak sedderhana. Sedangkan, kekurangannya adalah tidak bisa digunakan pada penelitian yang heterogen karena tidak mampunya menangkap keragaman populasi heterogen.
·Pengambilan acak berdasar lapisan (Stratified random sampling)
Merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi menurut lapisan-lapisan tertentu dan masing-masing lapisan memiliki jumlah sampel yang sama. Kelebihan dari pengambilan acak berdasar lapisan ini adalah lebih tepat dalam menduga populasi karena variasi pada populasi dapat terwakili oleh sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah harus memiliki informasi dan data yang cukup tentang variasi populasi penelitian. Selain itu, kadang-kadang ada perbedaan jumlah yang besar antar masing-masing strata.
·Pengambilan acak berdasar area (Cluster sampling)
Merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi berdasarkan areanya. Setiap area memiliki jatah terambil yang sama. Kelebihan dari pengambilan acak berdasar area ini adalah lebih tepat menduga populasi karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah memerlukan waktu yang lama karena harus membaginya dalam area-area tertentu.

2. Tidak acak (Non-random sampling)
Merupakan cara pengambilan sampel secara tidak acak dimana masing-masing anggota tidak memiliki peluang yang sama untuk terpilih anggota sampel. Ada intervensi tertentu dari peneliti dan biasa peneliti menyesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya.
·Pengambilan sesaat (Accidental/haphazard sampling)
Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan tiba-tiba berdasarkan siapa yang ditemui oleh peneliti. Misalnya, reporter televisi mewawancarai warga yang kebetulan sedang lewat. Kelebihan dari pengambilan sesaat ini adalah kepraktisan dalam pemillihan anggota sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah belum tentu responden memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.
·Pengambilan menurut jumlah (Quota sampling)
Merupakan pengambilan anggota sampel berdasarkan jumlah yang diinginkan oleh peneliti. Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena jumlah sudah ditentukan dari awal. Sedangkan, kekurangannya adalah bias, belum tentu mewakili seluruh anggota populasi.
·Pengambilan menurut tujuan (Purposive sampling)
Merupakan pemilihan anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti. Kelebihan dari pengambilan menurut tujuan ini adalah tujuan dari peneliti dapat terpenuhi. Sedangkan, kekurangannya adalah belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.
·Pengambilan beruntun (Snow-ball sampling)
Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan sistem jaringan responden. Mulai dari mewawancarai satu responden. Kemudian, responden tersebut akan menunjukkan responden lain dan responden lain tersebut akan menunjukkan responden berikutnya. Hal ini dilakukan secara terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh peneliti. Kelebihan dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan responden yang kredibel di bidangnya. Sedangkan, kekurangannya adalah memakan waktu yang cukup lama dan belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

VARIABEL
Variabel : adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam suatu penelitian. Menurut F.N. Kerlinger variabel sebagai sebuah konsep. Variabel merupakan konsep yang mempunyai nilai yang bermacam-macam. Suatu konsep dapat diubah menjadi suatu variabel dengan cara memusatkan pada aspek tertentu dari variabel itu sendiri.

Jenis-jenis variabel
1. Variabel Kuantitatif.
a. Variabel diskrit ( nominal,kategorik) yaitu variabael 2 kutub berlawanan. Contoh:
1) Kehadiran : hadir, tidak hadir
2) Jenis kelamin : laki-laki, perempuan.
b. Variabel kontinum
1) Variabel Ordinal : variabel tingkatan. Contoh: Satria terpandai, Raka pandai, Yudit tidak pandai.
2) Variabel Interval: variabel jarak. Contoh: jarak rumah Anto kesekolah 10 km, sedangkan Yuli 5 km maka vr intervalnya adalah 5 km.
3) Variabel Ratio: variabel perbandingan (sekian kali). Contoh: berat badan Heri 80 kg, sedangkan berat badan Upi 40 kg, maka berat badan Heri 2 kali lipat Upi.
2. Variabel Kualitatif adalah variabel yang menunjukkan suatu intensitas yang sulit diukur dengan angka. Contoh : kedisiplinan, kemakmuran dan kepandaian.
3. Variabel Independen (Pengaruh, Bebas, Stimulus, Prediktor).
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
4. Variabel Dependen (Dipengaruhi, Terikat, Output, Kriteria, Konsekuen).
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas.
Contoh: Pengaruh Iklan Terhadap Motivasi Pembelian. Iklan = Variabel Independen Motivasi Pembelian = Variabel Dependen.
5. Variabel Moderator.
Merupakan variabel yang mepengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini sering disebut sebagai
variabel independen kedua. Contoh: Anak adalah variabel yang memperkuat hubungan suami isteri. Pihak ketiga adalah variabel yang memperlemah hubungan suami isteri.
6. Variabel Intervening (Antara).
Merupakan variabel yang menghubungkan antara variabel independen dengan variabel dependen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Contoh: Hubungan antara Kualitas Pelayanan (Independent) dengan Kepuasan Konsumen (Intervening) dan Loyalitas (Dependen).
7. Variabel Kontrol.
Merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Contoh: Apakah ada perbedaan antara tenaga penjual (sales force) yang lulus D3 dan S1 maka harus ditetapkan variable control berupa gaji yang sama, peralatan yang sama, iklim kerja yang sama, dan lain-lain. Tanpa adanya variabel kontrol maka sulit ditemukan apakah perbedaan penampilan karyawan karena faktor pendidikan.


Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Data
http://contohskripsi-makalah.blogspot.com/2012/04/jenis-dan-teknik-atau-metode.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampel_(statistika)
http://id.wikipedia.org/wiki/Variabel
http://rickypuspito.blogspot.com/2012/02/macam-macam-variabel-dalam-penelitian.html