Sabtu, 30 Maret 2013

SOFTSKILL: MACAM-MACAM KARYA TULIS

A. KARYA TULIS ILMIAH
Karya ilmiah (bahasa Inggris: scientific paper) adalah laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. - Wikipedia. Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah yang logis dan empiris.
Ciri-ciri karya tulis ilmiah:
1. Hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan
2. Kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah
3. Kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah
4. Tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya
Jenis-jenis karya ilmiah umum di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:

1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif.
2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).

B. KARYA TULIS POPULER
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa Populer berarti dikenal dan disukai orang banyak (umum). Bisa juga berarti sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada umumnya, atau mudah dipahami orang banyak.

Karya tulis ilmiah populer adalah karya tulis yang berpegang kepada standar ilmiah, tetapi ditampilkan dengan bahasa umum yang mudah dipahami oleh masyarakat awam dan layout yang menarik sehingga masyarakat lebih tertarik untuk membacanya. Karya tulis ilmiah populer lebih banyak diciptakan dengan jalan menyadur, mengutip, dan meramu informasi dari berbagai tulisan orang lain, daripada menulis murni gagasan, pendapat, dan pernyataan sendiri. Artinya, karya tulis ilmiah populer lebih cocok disebut sebagi tulisan daripada karangan. Seperti yang dipaparkan di atas, secara otomatis akan ada proses reduksi makna ilmiah dari makna aslinya ketika digandengkan dengan kata populer. Namun meski melangalami reduksi, kata-kata ilmiah tetap menggambarkan pertanggungjawaban penulisnya secara ilmiah dengan pencantuman sumber rujukan.

C. KARYA TULIS NON-ILMIAH
Karya tulis non ilmiah adalah karya tulis ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya tulis non ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak di dukung fakta umum. Bahasanya mungkin kongkret atau abstrak, gaya bahasanya mungkin formal atau teknis, formal atau populer.

Macam-macam karya tulis non-ilmiah:
1. Cerpen adalah sebuah bentuk naratif fiktif. Cerita pendek yang cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang.
2. Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata, diakhir cerita biasanya mengandung pesan moral.
3. Roman adalah sejenis karya sastra dalam bentuk prosa atau ganjaram yang isinya melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing-masing.
4. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.
5. Drama adalah suatu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor.

D. SIKAP ILMIAH
Sikap ilmiah merupakan sikap yang harus ada pada diri seorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah. Sikap-sikap ilmiah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Sikap ingin tahu. Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bidang kajiannya. Mengapa demikian? Bagaimana caranya? Apa saja unsur-unsurnya? Dan seterusnya.
2. Sikap kritis. Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan-kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
3. Sikap terbuka. Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
4. Sikap objektif. Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa diikuti perasaan pribadi.
5. Sikap rela menghargai karya orang lain. Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau pendapat orang lain.
6. Sikap berani mempertahankan kebenaran. Sikap ini menampak pada ketegaran membela fakta dan hasil temuan lapangan atau pengembangan walapun bertentangan atau tidak sesuai dengan teori atau dalil yang ada.
7. Sikap menjangkau ke depan. Sikap ini dibuktikan dengan selalu ingin membuktikan hipotesis yang disusunnya demi pengembangan bidang ilmunya.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Karya_ilmiah
http://belajarpsikologi.com/karya-tulis-ilmiah/
http://judulskripsi.web.id/judul-skripsi/apasih-karya-tulis-ilmiah-populer-itu
http://www.fali.unsri.ac.id/index.php/menu/42
http://prianirini.blogspot.com/2012/11/karya-tulis-non-ilmiah.html
http://menulisbukuilmiah.blogspot.com/2008/10/karya-tulis-ilmiah-ciri-dan-sikap.html

Sabtu, 23 Maret 2013

SOFTSKILL: PENALARAN DEDUKTIF

Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras, dan para filsuf Yunani lainnya dari Periode Klasik (600-300 SM.). Aristoteles, misalnya, menceritakan bagaimana Thales menggunakan kecakapannya untuk mendeduksikan bahwa musim panen zaitun pada musim berikutnya akan sangat berlimpah. Karena itu ia membeli semua alat penggiling zaitun dan memperoleh keuntungan besar ketika panen zaitun yang melimpah itu benar-benar terjadi.

Penalaran deduktif tergantung pada premisnya. Artinya, premis yang salah mungkin akan membawa kita kepada hasil yang salah, dan premis yang tidak tepat juga akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat. Alternatif dari penalaran deduktif adalah penalaran induktif. Perbedaan dasar di antara keduanya dapat disimpulkan dari dinamika deduktif dengan progresi secara logis dari bukti-bukti umum kepada kebenaran atau kesimpulan yang khusus; sementara dengan induksi, dinamika logisnya justru sebaliknya. Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.

Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum. Dengan memikirkan fenomena bagaimana apel jatuh dan bagaimana planet-planet bergerak, Isaac Newton menyimpulkan teori daya tarik. Pada abad ke-19, Adams dan LeVerrier menerapkan teori Newton (prinsip umum) untuk mendeduksikan keberadaan, massa, posisi, dan orbit Neptunus(kesimpulan-kesimpulan khusus) tentang gangguan (perturbasi) dalam orbit Uranus yang diamati (data spesifik).

Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk manarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi. Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum, menuku kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah proses pembentukan kesimpulan deduktif terebut dapat dimulai dai suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.

Macam-macam penalaran deduktif diantaranya:

a. Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.
Contoh Silogisme:

Semua laki-laki menyukai sepakbola.

Adam adalah laki-laki.

Jadi, Adam menyukai sepakbola. (konklusi / kesimpulan)

b. Entimen
Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh Entimen:

Proses menetasnya telur ayam memerlukan sinar lampu.

Dalam kondisi listrik padam, tidak ada sinar lampu.

Dalam kondisi listrik padam, telur ayam tidak dapat menetas.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuktian_melalui_deduksi
http://irpantips4u.blogspot.com/2012/03/penalaran-induktif-dan-deduktif.html

Minggu, 17 Maret 2013

SOFTSKILL: PENALARAN INDUKTIF

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir denganbertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yangdiselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

Jenis-jenis penalaran induktif:

1. Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Contoh:
a. Asmirandah adalah seorang pemain sinetron dan ia berparas cantik.
b. Putri Titian adalah seorang pemain sinetron dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua pemain sinetron berparas cantik.

Dari segi bentuknya, ada 2 macam generalisasi (Gorys Keraf, 1994 : 44-45) yaitu:

a. Generalisasi dengan loncatan induktif (Generalisasi Sempurna)adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Sensus penduduk suatu wilayah

b. Generalisasi tanpa loncatan induktif (Generalisasi Tidak Sempurna) adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir sebagian SMA di Indonesia memakai seragam putih abu-abu.

2. Analogi adalah proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Tujuan Analogi:

- Meramalkan kesamaan
- Menyingkap kekeliruan
- Menyusun sebuah klasifikasi

Contoh:
Seorang penyanyi memiliki pola dan porsi latihan tersendiri. Biasanya selain berlatih vokal, ia juga harus menjaga pola makan agar tidak merusak suaranya dan meningkatkan kualitasnya. Begitu juga dengan seorang aktris. Mereka biasa berlatih demi meningkatkan kualitas beraktingnya. Oleh karena itu, menjadi seorang penyanyi maupun artis harus banyak berlatih demi meningkatkan kualitasnya masing-masing.

3. Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang saling berhubungan.
Macam-macam hubungan kausal :

a) Sebab- akibat.
Harga bahan pangan semakin naik, akibatnya tingkat kelaparan semakin menjadi.

b) Akibat – Sebab.
Bobi mendapat nilai C disebabkan dia tidak belajar dengan baik.

c) Akibat – Akibat.
Dia mendapat kecelakaan akibat menabrak trotoar. Akibat dari kecelakaan tersebut, dia mendapat luka parah.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://yogatama-anggita.blogspot.com/2012/04/penalaran-induktif.html
http://lailamaharani.blogspot.com/2012/10/penalaran-induktif.html