Kamis, 13 Oktober 2011

Tulisan: Pabrik Tempe dan Pegawainya

Pegawai yang bekerja disektor informal yang saya datangi adalah pegawai-pegawai di sebuah usaha pembuatan tempe didekat komplek perumahan Cipayung, Depok Timur, Jawa Barat.

Disana, ada beberapa tempat (pabrik) yang memang agak jauh dari komplek perumahan itu sendiri dan cenderung berdiri pemukiman sendiri. Jadi, ditempat itu seperti khusus untuk pemukiman orang-orang yang bekerja dipabrik-pabrik tempe itu dan rumah-rumah beserta penghuninya yang memang berasal dari keluarga pegawai pabrik.

Saya mendatangi salah satu pabrik dan melihat proses pembuatan tempe, dari membuat ragi tempe, membersihkan kedelai, mencuci, menjemur, hingga memproses kedelai dan bahan-bahan lainnya itu sendiri hingga menjadi sebuah tempe.

Yang ingin dibahas disini adalah mengenai pekerjanya. Dari mereka, saya tahu bahwasanya, pegawai-pegawai yang bekerja disana umumnya masih ada hubungan persaudaraan, oleh karena itu mereka sampai membuat pemukiman sendiri didekat komplek perumahan. Dan sekaligus membuat pabrik tempe.

Kemudian, pegawai-pegawai itu mulai membuat tempe kecil-kecilan sampai akhirnya jadi pabrik yang cukup besar meskipun tidak dengan peralatan dan mesin-mesin yang modern.

Selanjutnya, yang saya ketahui rata-rata dari mereka adalah pegawai dengan riwayat pendidikan yang tidak begitu tinggi. Tidak ada dari mereka yang pernah merasakan pendidikan di Perguruan Tinggi. Mereka rata-rata berpendidikan sampai SMP saja. Lagipula menurut mereka untuk membuat sebuah tempe tidak perlu pendidikan yang tinggi. Karena membuat tempe itu adalah keahlian dilapangan bukan sebuah keahlian akademis. Mereka juga berpendapat membuat sebuah tempe itu juga turun-temurun dari keluarga mereka.

Jadi, dari lingkungan pabrik tempe itu, saya dapat mengetahui bahwa pabrik tempe itu berisikan pekerja yang diantaranya masih berhubungan saudara/keluarga, merupakan pekerjaan turun-temurun, menjadi sebuah pemukiman tersendiri dan yang paling mencolok adalah tidak membutuhkan pendidikan tinggi.

Sekian cerita pengalaman saya mengunjungi pabrik tempe beberapa tahun lalu.

Minggu, 02 Oktober 2011

Tugas Softskill (Ekonomi Koperasi): Membaca Peluang Pasar

Bagaimana cara membaca peluang pasar?
Dilingkungan tempat tinggal saya, ada berbagai jenis masyrakat yang secara garis besar dikelompokkan sebagai berikut:
• Usia Sekolah Dasar (SD) ± 6-12tahun. Sebagian besar tetangga saya terdiri dari anak-anak usia SD. Setiap hari kegiatannya antara lain sekolah, kemudian sehabis pulang sekolah ada yang bermain ada juga yang beristirahat, kemudian sore harinya bermain lagi disertai ibu-ibu berkumpul, dan malam harinya beristirahat. Tetapi, kalau malam weekend, tidak jarang sampai malam harinya juga masih bermain.
• Usia dewasa/pekerja. Mereka ini golongan yang kebanyakan berada dirumah hanya pada malam hari saja. Karena dari pagi mereka meninggalkan rumah untuk bekerja.
• Ibu-ibu rumah tangga. Kebanyakan setiap harinya berkegiatan dirumah mengurusi keluarga dan juga rumah tangga.

Dengan keadaan masyarakat yang seperti diatas, ditambah dengan lingkungan yang relatif ramai, aman, dan bersih, ada banyak peluang pasar yang dapat diambil seperti:
• Berdagang jus/Pop Ice. Dikarenakan banyaknya anak-anak yang setiap harinya bermain, masyarakat pekerja dan juga para ibu rumah tangga, maka ‘kegiatan’ ini adalah yang paling mungkin dan juga paling menjanjikan. Dengan keadaan cuaca yang sehari-harinya cukup panas, modal relatif terjangkau, keuntungan/laba pasti relatif besar, dengan ‘jam operasi’ pada siang-menjelang sore hari diperkirakan yang paling ramai.
• Berdagang pulsa. Saat ini, setiap orang yang memiliki telepon genggam/handphone/hp pasti sangat membutuhkan pulsa. Tidak perlu menggunakan kios khusus ataupun etalase. Cukup bermodalkan ponsel dan sejumlah modal uang untuk saldo pulsa dan juga disertai promosi dari mulut ke mulut, maka dipastikan akan sangat menjanjikan dan siapa tahu akan berkembang menjadi lebih besar.
• Warung sembako/jajanan. Dengan lokasi dekat Sekolah Dasar (SD), serta dilalui siswa/siswi SMP/SMA dan banyak ibu rumah tangga didalamnya maka bisnis warung ini juga tidak kalah menjanjikan dan juga berpeluang untuk berkembang.

Sebenarnya, kita selalu dapat membaca peluang pasar disekitar kita. Baik itu dilingkungan tempat tinggal maupun lingkungan luar kita seperti kantor/kampus. Dengan mempunyai cukup modal dan peluang membaca pasar yang mumpuni, maka kesuksesan akan mudah diraih. Dimulai dari yang kecil-kecil dulu maka niscaya apabila dilakukan dengan kesungguhan akan dapat berkembang lebih besar.