Manusia dan Penderitaan
Akhir-akhir ini banyak sekali terjadi bencana yang tentunya tidak dapat diduga-duga sebelumnya. Baik itu yang di dalam negeri sendiri (Indonesia) maupun di negara lainnya. Dari bencana-bencana tersebut tentunya menghadirkan kisah-kisah tersendiri yang kebanyakan pastinya kisah pilu dari para korban bencana.
Berbicara mengenai bencana pastinya akan sangat berkaitan dengan penderitaan para korban. Namun mengenai penderitaan itu sendiri tidak melulu berkaitan dengan bencana.
Gambar diatas menggambarkan penderitaan manusia dibalik sebuah bencana. Gambar kiri atas dari pengungsi Merapi, kanan atas korban Tsunami Mentawai, dan yang bawah menunjukan kondisi Wasior setelah diterjang banjir bandang.
Dalam hidup seorang manusia, sudah digariskan untuk merasakan pahit manisnya kehidupan. Itu pasti. Mutlak. Dan tidak dapat diganggu gugat. Itulah yang disebut sebagai roda kehidupan. Tidak melulu diatas, akan selamanya bergulir. Tinggal bagaimana diri kita masing-masing menyikapinya dengan bijak.
Kembali ke masalah penderitaan manusia yang seolah tiada habisnya. Tuhan menciptakan kita sebagai makhluk yang paling sempurna diantara makhluk-makhluk lainnya, dengan seadil-adilnya. Kita telah diberi masing-masing ‘porsi’ untuk merasakan pahit-manisnya kehidupan tidak kurang tidak juga lebih. Jadi jangan pernah berpikir bahwa Tuhan tidak adil karena semuanya telah digariskan.
Penderitaan itu sendiri sesungguhnya tidak mutlak takdir dari Tuhan. Ada kalanya tanpa kita sadari kita telah ‘mengundang’ penderitaan itu sendiri hadir di tengah-tengah kehidupan kita. Misalnya bencana banjir. Dari mulanya kita tidak pernah menjaga kebersihan lingkungan, membuang sampah sembarangan hingga banjir pun datang menghampiri. Sampai pada terjadinya bencana banjir tersebut, kita tidak pernah menyadari apa yang telah kita lakukan kepada alam sebelumnya. Itulah manusia dengan penderitaan yang ‘diundangnya’.
Selain disebabkan karena bencana yang kadang kita undang tersebut, penderitaan juga kadang kita rasakan karena memang sudah takdirnya. Seperti yang telah dibahas sebelumnya mengenai keadilan Tuhan, ada kalanya seseorang menganggap sebuah kehilangan orang-orang terdekatnya adalah sebuah bencana dan juga penderitaan. Padahal kita semua tahu bahwasanya, kita ada karenaNya dan kembali padaNya. Tapi tetap saja kehilangan tersebut dianggap sebagai salah satu penderitaan dalam kehidupannya.
Itulah beberapa kaitan seorang manusia dengan penderitaannya.
Kehidupan manusia memang selalu berputar. Ada masanya dimana kita akan merasakan penderitaan begitu pula dengan kebahagiaan. Jadi jangan takut untuk menjalani kehidupan ini setelah menjalani masa penderitaan. Karena seperi kata pepatah “Habis gelap, terbitlah terang”, habis penderitaan akan hadir pula kebahagiaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar