Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir denganbertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yangdiselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.
Jenis-jenis penalaran induktif:
1. Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomenal individual untuk menurunkan suatu inferensi yang bersifat umum yang mencakup semua fenomena. Contoh:
a. Asmirandah adalah seorang pemain sinetron dan ia berparas cantik.
b. Putri Titian adalah seorang pemain sinetron dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua pemain sinetron berparas cantik.
Dari segi bentuknya, ada 2 macam generalisasi (Gorys Keraf, 1994 : 44-45) yaitu:
a. Generalisasi dengan loncatan induktif (Generalisasi Sempurna)adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: Sensus penduduk suatu wilayah
b. Generalisasi tanpa loncatan induktif (Generalisasi Tidak Sempurna) adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir sebagian SMA di Indonesia memakai seragam putih abu-abu.
2. Analogi adalah proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Tujuan Analogi:
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkap kekeliruan
- Menyusun sebuah klasifikasi
Contoh:
Seorang penyanyi memiliki pola dan porsi latihan tersendiri. Biasanya selain berlatih vokal, ia juga harus menjaga pola makan agar tidak merusak suaranya dan meningkatkan kualitasnya. Begitu juga dengan seorang aktris. Mereka biasa berlatih demi meningkatkan kualitas beraktingnya. Oleh karena itu, menjadi seorang penyanyi maupun artis harus banyak berlatih demi meningkatkan kualitasnya masing-masing.
3. Kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang saling berhubungan.
Macam-macam hubungan kausal :
a) Sebab- akibat.
Harga bahan pangan semakin naik, akibatnya tingkat kelaparan semakin menjadi.
b) Akibat – Sebab.
Bobi mendapat nilai C disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
c) Akibat – Akibat.
Dia mendapat kecelakaan akibat menabrak trotoar. Akibat dari kecelakaan tersebut, dia mendapat luka parah.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://yogatama-anggita.blogspot.com/2012/04/penalaran-induktif.html
http://lailamaharani.blogspot.com/2012/10/penalaran-induktif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar