Sabtu, 05 Januari 2013

Pengaruh Kelas Sosial dan Status terhadap Pembelian dan Konsumsi

Kelas sosial atau golongan sosial merujuk kepada perbedaan hierarkis (atau stratifikasi) antara insan atau kelompok manusia dalam masyarakat atau budaya. Biasanya kebanyakan masyarakat memiliki golongan sosial, namun tidak semua masyarakat memiliki jenis-jenis kategori golongan sosial yang sama. Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, dapat kita temukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat. Beberapa masyarakat tradisional pemburu-pengumpul, tidak memiliki golongan sosial dan seringkali tidak memiliki pemimpin tetap pula. Oleh karena itu masyarakat seperti ini menghindari stratifikasi sosial. Dalam masyarakat seperti ini, semua orang biasanya mengerjakan aktivitas yang sama dan tidak ada pembagian pekerjaan.

Sedangkan status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi. Menurut Pitirim Sorikin mengukur status sosial seseorang dapat dilihat dari:
1. Jabatan
2. Pendidikan dan luasnya ilmu pengetahuan
3. Kekayaan
4. Politis
5. Keturunan
6. Agama

Seseorang dengan kelas dan status sosial yang lebih tinggi seperti pengusaha atau Pegawai Negeri tentunya memiliki barang-barang yang berbeda dengan yang dimiliki oleh karyawan lepas atau freelance. Mereka yang dengan uang memadai pastinya akan dengan mudah memenuhi kebutuhannya misalnya dengan berbelanja dipusat perbelanjaan di kota metropolitan, berbeda dengan mereka yang 'asal tercukupi' yang biasanya berbelanja di pasar tradisional dekat rumah. Dengan begitu pengaruh kelas dan status sosial terhadap pembelian dan konsumsi di masyarakat dirasa sangat signifikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar